Senja Di Sudut Bibir

Saat kubuka mataku
Yang kulihat bukanlah kutakan bekas luka yang enggan kering
Yang kulihat adalah matahari baru
Matahari yang melambangkan harapan baruku di ufuk subuh yang dingin.


Aku harus tetap menjadi karang yang tiada pernah merasa rapuh menghadapi pahitnya hantaman air garam
Aku harus menjadi bintang yang selalu memegang teguh kesetiaan meski kadang aku tidak pernah di lihat
Dan yang lebih penting dan utama
Aku harus menjadi diriku sendiri.


Rona senja masih tersisa di tiang barat
Akan bercengkrama dengan gelap sang kekasih bintang
Aku ingin hidup lama hingga uzur
Melihat cucu cucu dan dipanggil kakek.



Bukankah kehidupan memang pedih, kawan?
Akan ada takdir yang setia mempermainkanmu
Akan ada kenyataan yang sudi membuatmu merasa ketidak adilan
Akan ada iman yang selalu menawar semua rasa sakitmu.


Tuhan apakah aku boleh berharap?
Bolehkah aku bermimpi seperti mereka?
Sudikah engkau melukiskan bahagi di surat takdirku
Tuhan, kumohon kumohon.




Tags: kumpulan puisi, puisi sedih, puisi sedih, puisi

0 Response to "Senja Di Sudut Bibir"

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan sopan. Komentar yang mengandung spam, sara, p*rn*grafi, promosi tidak akan kami tampilkan. Terima kasih karena sudah mau membaca puisi kami.

Histats

wdcfawqafwef