Puisi kemarau - Kumpulan puisi kami kembali dengan puisi kemarau jika anda sedang mencari puisi kemarau maka anda sudah berada di tempat yang tepat karena kami akan membahas tentang puisi musim kemarau.
Musim kemarau adalah musim di mana hujan tidak turun, yang ada hanya panas cahaya matahari yang menyengat menyinari bumi. Musim kemarau biasanya di indonesia berlangsung selama enam bulan sama seperti musim hujan yang juga berlangsung selama enam bulan. Baca juga Puisi tentang pulpen
Sesuai dengan janji kami di atas bahwa kami akan memberikan beberapa contoh kumpulan puisi kemarau di bawah ini kami sudah menyiapkan beberapa puisi musim kemarau untuk sahabat sahabat pembaca setia blog ini. Nah silahkan di baca Puisi tentang kemarau di bawah ini.
PUISI KEMARAU TERBARU
Musim Kemarau Dua Bulan
Karya: Rayhandi
Karya: Rayhandi
Detik memacu berlalu
Mencekam suara hingga menjerit di sudut leher
Kering kerontang tanpa ranting
Setetes airpun tidak.
Mencekam suara hingga menjerit di sudut leher
Kering kerontang tanpa ranting
Setetes airpun tidak.
Semua berlalu bagai lagu
Waktu seakan menjadi pengiring masa
Tak terasa dua bulan sudah kita berpijak
Berpijak di tanah gersang ini.
Waktu seakan menjadi pengiring masa
Tak terasa dua bulan sudah kita berpijak
Berpijak di tanah gersang ini.
Air dari langit tak setetes juga turun
Hanya debu dan kering yang melukis
Bingkai hati meriak kering
Ingin meneguk dahaga itu.
Hanya debu dan kering yang melukis
Bingkai hati meriak kering
Ingin meneguk dahaga itu.
Semuanya masih kering
Semuanya masih gersang
Semuanya masih menjadi baris
Semuanya masih sama, termasuk kering.
Semuanya masih gersang
Semuanya masih menjadi baris
Semuanya masih sama, termasuk kering.
Menunggu Hujan
Karya: Rayhandi
Karya: Rayhandi
Ku tunggu hingga aku lelah memangku
Kuteguk kesabaran hingga akar terakhir
Demi satu urat penantian panjang
Hingga aku muak dan putus asa.
Kuteguk kesabaran hingga akar terakhir
Demi satu urat penantian panjang
Hingga aku muak dan putus asa.
Namun duri tetaplah duri
Meski ia bersanding dengan mawar
Manusia tetaplah manusia
Meski ia teramat sempurna.
Meski ia bersanding dengan mawar
Manusia tetaplah manusia
Meski ia teramat sempurna.
Ku tunggu langit hitam di lembah senja
Menunggu bunga bunga senja memejam lelah
Kulihat ke ceruk langit
Ku berkata "Kapan hujan turun"
Menunggu bunga bunga senja memejam lelah
Kulihat ke ceruk langit
Ku berkata "Kapan hujan turun"
Dan hingga sajak ini kau baca
Kekeringan masih setia bergelayut
Masih menjadi bayangan hitam
Memantul menujuk asa.
Kekeringan masih setia bergelayut
Masih menjadi bayangan hitam
Memantul menujuk asa.
Bila Kemarau Datang
Karya: Rayhandi
Karya: Rayhandi
Bila kemarau datang
Semua bayang memeluk alang
Kering kerontang disini disana
Pohon di ladang menjerit pilu.
Semua bayang memeluk alang
Kering kerontang disini disana
Pohon di ladang menjerit pilu.
Bila kemarau datang
Mahkluk menghamba setetes air
Leher kering menampung dahaga
Debu terbang bermain angin.
Mahkluk menghamba setetes air
Leher kering menampung dahaga
Debu terbang bermain angin.
Bila kemarau datang
Sawah dan sungai sekarat
Air seakan menjadi emas
Air seakan tumpukan harta karun.
Sawah dan sungai sekarat
Air seakan menjadi emas
Air seakan tumpukan harta karun.
Bila kemarau datang
Ranting ranting menjadi saksi
Bahwa air tidakpernah lagi menyentuh bumi
Enggan mungkin karna dosa menggunung.
Ranting ranting menjadi saksi
Bahwa air tidakpernah lagi menyentuh bumi
Enggan mungkin karna dosa menggunung.
Kemarau Di Pedesaan
Karya: Rayhandi
Karya: Rayhandi
Daun kering di tiup angin semesta
Di bawa tepat ke akar julang
Masih kering di desa ini
Hujan masih belum sudi turun mengguyur.
Di bawa tepat ke akar julang
Masih kering di desa ini
Hujan masih belum sudi turun mengguyur.
Desa ini sangat hampa dan gersang
Pohon pohon besar dan semak menguning sesak
Ribuan daun gugur jatuh ke kalang tanah
Menjadi tiada bersama tanah.
Pohon pohon besar dan semak menguning sesak
Ribuan daun gugur jatuh ke kalang tanah
Menjadi tiada bersama tanah.
Ternak dan anak anak menjerit haus
Berteriak seakan duri menusuk
Tiada henti hingga suara hilang di telan angin
Masih kering, dan masih kemarau.
Berteriak seakan duri menusuk
Tiada henti hingga suara hilang di telan angin
Masih kering, dan masih kemarau.
Sumur sumur kosong tanpa air
Raib seakan di telan semesta
Salah siapa ini?
Tentu saja dosa kotor di dalam dada.
Raib seakan di telan semesta
Salah siapa ini?
Tentu saja dosa kotor di dalam dada.
Nah itulah beberapa mumpulan puisi musim kemarau semoga saja puisi kemarau di atas bisa berguna dan bermanfaat untuk kita semua terutama pembaca blog tumpukan puisi.
0 Response to "Puisi Kemarau Terbagus"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan. Komentar yang mengandung spam, sara, p*rn*grafi, promosi tidak akan kami tampilkan. Terima kasih karena sudah mau membaca puisi kami.